Soeharto,dalam Pidatonya di depan DPR-GR Menjelang Hari Kemerdekaan Tahun 1967:
“Kedaulatan Rakjat dituang dengan semangat dan diintegerasikan dengan sila-sila lainnja dari pantjasila. Pelaksanaan hak-hak demokrasi harus selalu disertai dengan rasa tanggung-djawab terhadap Tuhan Jang Maha Kuasa sesuai dengan kejakinan masing-masing agama; harus mendjundjung tinggi nilai-nilai kemanuasiaan sesuai dengan nilai dan kemuliaan manusia; ia djuga harus mendjamin persatuan Bangsa jang kokoh, dan mesti digunakan untuk mentjiptakan Keadilan Sosial. Demokrasi Pantjasila timbul dari hubungan kekeluargaan dan gotong-royong.”
Dalam pidatonya yang lain di hadapan Sidang MPRS tanggal 21 Maret 1968:
“Kita mestilah menjadari, bahwa kemerosotan ekonomi jang telah menimpa kita sesungguhnja sangat serius. Pembangunan tidak mengenal keadjaiban. Djalan menudju pembangunan tidaklah litjin dan mudah; sebaliknja ia menuntut pekerdjaan yang tak mengenal lelah, ia menuntut dana dan usaha, dan lebih-lebih lagi, pengrobanan”.
Dicukil dari: Soeharto, Dari Pradjurit sampai presiden. Terjemahan dari “The Smiling General, President Soeharto of Indonesia”. written by O. G. Roeder, PT Gunung Agung, 1969